Derapperistiwa.id | Jakarta,
GTI-Dr. Rahakundini Laspetrini, M.Si atau yang lebih dikenal dengan nama Connie Rahakundini Bakrie memaparkan analisisnya tentang visi EURASIA, ASEAN, dan Indonesia kepada Global Thinkers Institute (GTI), 29 Juli 2024.
Menurutnya, sudah saatnya Indonesia berpikir ke luar daripada ke dalam. Indonesia tidak akan ke mana-mana karena terlalu fokus ke dalam. Tetap berada di zona aman ASEAN dan menjadi penonton global.
Padahal, jika Indonesia berwawasan ke luar, Indonesia akan merespons positif tren global seperti gerakan EURASIA, BRICS, BRI (Belt and Road Initiative), dan Shanghai Cooperation. Memanfaatkannya untuk kepentingan ekonomi Indonesia dan menjaga keseimbangan kekuatan di NATO-Pasifik.
India dan China menurut Connie merupakan pemain global yang mampu menjaga keseimbangan antara barat dan timur. Indonesia harus banyak belajar dari India. Indonesia harus memiliki cetak biru, doktrin pertahanan yang solid, agar bisa menjadi pemain global. Putin menurut Connie merupakan pemimpin dunia yang setipe dengan Sukarno, berfokus pada kemerdekaan dan menerapkan kekuatan berpikir revolusioner. Connie yakin bahwa Rusia lebih andal dalam mentransfer teknologi Indonesia daripada negara-negara Barat.
Peran Indonesia dalam menghidupkan kembali Gerakan Non-Blok (GNB) kini diambil alih oleh Rusia yang tengah giat menjalin hubungan dan berdamai dengan negara-negara Afrika. Menyediakan gandum gratis dan membebaskan utang negara-negara Afrika. Connie sangat berharap konsep EURASIA dari perspektif Rusia akan mendapat tempat di masyarakat ASEAN dan Indonesia, kita perlu pemimpin model Soekarno supaya jadi negara pemain bukan penonton pungkas Connie.
Dr. Rahakundini adalah seorang analis pertahanan, militer, dan intelijen.Penulis buku “Bela Negara dan Postur Ideal Tentara Nasional Indonesia (TNI)”, dan “Bela Indonesia, dan Akulah Peluru”**
Sumber : D.Wahyudi