DR.Connie Rahakundini Soal Hamas dan Fatah Teken Perjanjian Di Beijing : Jadi Tamparan buat Indonesia

NASIONAL123 Dilihat

Derapperistiwa.id | Jakarta,

Pakar Militer dan Pertahanan, DR.Connie Rahakundini Bakrie, menilai Indonesia tertampar oleh Tiongkok yang berhasil membuat dua faksi di Palestina, Hamas dan Fatah, meneken perjanjian di Beijing.

Pertemuan keduanya serta faksi lainnya untuk mengakhiri perpecahan dan memerintah Jalur Gaza bersama-sama.

Indonesia sejatinya paling getol menyuarakan kemerdekaan Palestina serta mengecam tindakan kejahatan kemanusiaan oleh Israel.

Sementara, geopolitik Indonesia belum terlihat.Pekan ini China mengejutkan dunia. Tiba-tiba China berhasil menjadi juru damai Palestina

Di Beijing, kubu militan Palestina yang secara politik menguasai Gaza, yaitu Hamas, sepakat untuk rekonsiliasi dengan kubu Fatah, penguasa pemerintahan Palestina di Tepi Barat.

 

Atas rekonsiliasi Hamas-Fatah di Beijing ini, kini China mendapat legitimasi sebagai negara yang bisa menantang pengaruh Amerika Serikat dalam konflik Israel-Palestina.

Reaksi Israel jelas, menentang inisiatif China, dengan menolak Hamas masuk pemerintahan Fatah, pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.

Apakah rekonsiliasi Hamas Fatah ini akan menjadikan Palestina bersatu dan semakin kuat menghadapi Israel?

Satu pertanyaan penting adalah, mengapa China,mengapa bukan Indonesia yang mengambil peran dalam mendamaikan konflik Palestina-Israel.

 

Pakar pertahanan dan militer,

DR.Connie Rahakundini Bakrie menilai, Menurut saya ini harus kita apresiasi dari Beijing.

Seharusnya sih agak menampar kita ya,” kata pakar militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, ini dalam program, di akun YouTube Medcom.id bertajuk ‘China Damaikan Hamas-Fatah, Indonesia Bisa Apa?’, Minggu, 28 Juli 2024.

Indonesia sejatinya paling getol menyuarakan kemerdekaan Palestina serta mengecam tindakan kejahatan kemanusiaan oleh Israel. Sementara, geopolitik Indonesia belum terlihat.

Jadi disini lah sebenernya kita harus angkat topi kepada Beijing. Karena istilahnya teriak-teriak Palestina merdeka, mereka (Beijing) langsung ke akar masalahnya,” ujar Connie.

Langkah Beijing menyasar faksi merupakan langkah penting. Khususnya mengawinkan Hamas dan Fatah yang dipandang kerap mengambil peran berbeda. Hamas cenderung hard power, sedangkan Fatah sebaliknya.

” Gimana mau merdeka kalau lu sendiri berantem kok, gitu”. Istilahnya, ini dua gajah bertempur kalau kita sebut Hamas dan Fatah saja ya,” pungkas Connie.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *